Laman

Kamis, 23 Desember 2010

PREMAN PROYEK


Premanisme berasal dari kata bahasa Belanda vrijman = orang bebas, merdeka dan isme  = aliran adalah sebutan yang sering digunakan untuk merujuk kepada kegiatan sekelompok orang yang mendapatkan penghasilannya terutama dari pemerasan kelompok masyarakat lain.
Komunitas preman adalah kaum abu-abu, yang tak sepenuhnya bersih atau sepenuhnya kotor, mereka hidup dengan mengintimidasi, teror dan mengedepankan kekerasan. 

Seperti penjelasan di atas, preman adalah orang yang bebas dan merdeka, di Indonesia, preman berada di setiap sektor, mulai dari di jalan, di rumah tangga, di pemerintahan, di sekolah, di kampus hingga ke birokrasi institusi dan lain sebagainya. Sebutannya juga macam-macam, ada preman kampung, ada preman kota dan preman-preman lainnya. 

Di lain hal, sebenarnya fenomena preman mulai berkembang pada saat ekonomi semakin sulit dan angka pengangguran semakin tinggi. Akibatnya kelompok masyarakat  mulai mencari cara untuk mendapatkan penghasilan dan salah satunya menjadi “pemalak” di proyek-proyek pembangunan. Di salah satu wilayah Indonesia, premanisme hadir dalam wujud yang lebih modern dan terorganisir serta dari berbagai sumber termasuk diantaranya adalah bagian dari pejuang-penjuang masa lalu yang terpinggirkan dan tidak diperhatikan oleh kaumnya yang saat ini berkuasa.

Preman proyek, begitulah sebutannya, entah dari mana asal muasal sebutan itu, tapi bisa dianggap sebutan itu pantas bagi mereka yang hidupnya dari memeras, mengintimidasi, meneror dan melakukan kekerasan untuk mendapatkan pekerjaan pada proyek pembangunan.

Intimidasi, teror dan kekerasan menjadi cara hidup untuk mengisi perut yang kosong dan harapang-harapan kelangsungan hidup keluarganya. Mereka yang putus asa dan tak lagi memiliki pekerjaan seakan–akan menganggap premanisme adalah jalan terbaik, lalu mereka  mengorganisir rekan-rekannya untuk melancarkan aksinya di proyek-proyek yang sedang dibangun, khususnya di daerah mereka, dan bukan tidak mungkin merambah daerah lainnya.

Apapun alasan kelahiran premanisme tidaklah serta merta menjustifikasi bahwa “pekerjaan” itu baik. Mereka yang menganggap dirinya sebagai pejuang terdahulu haruslah merubah cara berpikirnya, jangan dengan alasan bahwa dahulu ikut berjuang lalu sekarang setelah damai dan karena tak mampu bersaing serta ditinggalkan atau terpisah dari kaumnya lalu ikut menjadi preman proyek. Memang tak dapat disangkal, pekerjaan baru sebagai preman proyek sangatlah menghidupkan karena dengan bermodalkan anak buah yang sangar, beberapa senjata tajam atau senjata api maka pekerjaan itu bisa dilakukan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar